Kamis, 28 November 2013



SHOLAT


I. Pengertian Shalat
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology
/ istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)
Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-Syidiqi, 59)
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

A. Dasar Hukum yang Mewajibkan Shalat
Dalil-dalil yang mewajibkan umat muslim untuk melaksanakan shalat banyak sekali, baik berupa ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits-hadits Nabi saw. Diantaranya yaitu: Surat Al-Haj ayat 77, Al-Baqarah ayat 43, Al-Ankabut ayat45, An-Nisa ayat 103, Al-Baqarah 238, Al-mu’minun ayat 1-2
Surat Al-Haj ayat 77
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.”  
Surat Al-Baqarah ayat 43
Artinya: ”Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku 
Sabfa Rasulullah:
Artinya: ”Islam ialah bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad utusan Allah, mengerjakan shalat lima waktu, memberikan zakat, melakukan
puasa pada bulan Ramadhan, dan menjalankan ibadat haji jika mampu.” (H. R. Muslim dari Umar bin Khaththab)  
B. Syarat, Rukun, dan Hal yang Membatalkan Shalat
1. Syarat wajib shalat
a. Islam
Orang yang bukan Islam tidak diwajibkan shalat, berarti ia tidak dituntut untuk mengerjakan shalat di dunia hingga ia masuk Islam, karena meskipun dikerjakannya, tetap tidak sah.
b. Suci dari haid dan nifas
Sabda Rasulullah saw
Beliau berkata kepada Fatimah binti Abi Hubasy,” Apabila datang haid, tinggalkanlah shalat.”
Dan telah diterangkan bahwa nifas ialah kotoran yang berkumpul tertahan sewaktu perempuan hamil.
c. Berakal
d. Baligh
e. Telah sampai dakwah
f. Melihat atau mendengar
2. Syarat sah shalat
a. Suci dari hadas besar dan hadas kecil
Artinya: ”Allah tidak menerima shalat seseorang diantara kamu apabila ia berhadas hingga ia berwudhu” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
b. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis
c. Menutup aurat
d. Mengetahui masuknya waktu shalat
e. Menghadap kiblat
3. Rukun shalat
Rukun shalat ini dirumuskan menjadi 13 perkara:
a. Niat, artinya menyengaja di dalam hati untuk melakukan shalat
b. Berdiri, bagi orang yang kuasa
c. Takbiratul ihram
Nabi saw bersabda: ”Kunci shalat adalah bersuci, pembukaannya membaca takbir, dan penutupnya ialah memberi salam”.(H. R. Syafi’i, Abu Daud, Ibnu Majah, Turmudzi)
d. Membaca surat Al-Fatihah
Dari Ubadah bin Shamit r.a. bahwa Nabi saw bersabda: ”Tidak sah shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab”.
e. Ruku’ dan thuma’ninah
f. I’tidal dengan thuma’ninah
g. Sujud dua kali dengan thuma’ninah
h. Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah
i. Duduk untuk tasyahhud pertama
j. Membaca tasyahhud akhir
k. Membaca shalawat atas Nabi
l. Mengucap salam yang pertama
m. Tertib
Keistimewaan Shalat
Barang siapa yang MENJAGA (Selalu Mengamalkan) Shalat 5 Waktu Tepat waktu nya,Maka ALLAH Subhanahu Wata'ala akan memberi KEISTIMEWAAN pada Orang itu dengan 9 macam KEISTIMEWAAN:
1.Cinta ALLAH Selalu Tertuju pada nya..
2.Tubuh nya akan selalu Sehat..
3.Malaikat selalu Melindungi nya..
4.Berkah ALLAH Selalu turun Kepada nya..  
5.Wajah nya akan tampak bagaikan wajah orang-orang yang Shalih..  
6.ALLAH akan Memberi Kelapangan dada..
7.Akan melewati titian Shiratal Al-Mustaqim seperti Buraq..
8.ALLAH akan Menyelamatkan dari Siksaan api Neraka..
9.ALLAH akan Mensejahterakan tempat nya (Kelak di Akhirat) bersama dengan para Wali-wali NYA,Mereka itu tidak pernah Mengeluh atau Berduka Cita Selama-lamanya. .
(Khalifah Utsman Bin Affan)
Radiyallahu'Anh u..
Semoga BERMANFAAT Untuk kita bersama,Dan semoga kita Bisa MENGAMALKANNYA. .
Aamiin Ya Rabbal'alamiin. .
Ali bin Abi Talib r.a. berkata, “Sewaktu
Rasullullah SAW duduk bersama para
sahabat Muhajirin dan Ansar, maka
dengan tiba-tiba datanglah satu
rombongan orang-orang Yahudi lalu
berkata, ‘Ya Muhammad, kami hendak
bertanya kepada kamu kalimat-
kalimat yang telah diberikan oleh Allah
kepada Nabi Musa A.S. yang tidak
diberikan kecuali kepada para Nabi
utusan Allah atau malaikat muqarrab.’
Lalu Rasullullah SAW bersabda,
‘Silahkan bertanya.’
Berkata orang Yahudi, ‘Coba
terangkan kepada kami tentang 5
waktu yang diwajibkan oleh Allah ke
atas umatmu.’
Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Zuhur
jika tergelincir matahari, maka
bertasbihlah segala sesuatu kepada
Tuhannya. Shalat Asar itu ialah saat
ketika Nabi Adam a.s. memakan buah
khuldi. Shalat Maghrib itu adalah saat
Allah menerima taubat Nabi Adam
a.s. Maka setiap mukmin yang
bershalat Maghrib dengan ikhlas dan
kemudian dia berdoa meminta
sesuatu pada Allah maka pasti Allah
akan mengkabulkan permintaannya.
Shalat Isyak itu ialah shalat yang
dikerjakan oleh para Rasul
sebelumku. Shalat Subuh adalah
sebelum terbit matahari. Ini kerana
apabila matahari terbit, terbitnya di
antara dua tanduk syaitan dan di situ
sujudnya setiap orang kafir.’
Setelah orang Yahudi mendengar
penjelasan dari Rasullullah saw, lalu
mereka berkata, ‘Memang benar apa
yang kamu katakan itu Muhammad.
Katakanlah kepada kami apakah
pahala yang akan diperoleh oleh
orang yang shalat.’
Rasullullah SAW bersabda, ‘Jagalah
waktu-waktu shalat terutama shalat
yang pertengahan. Shalat Zuhur,
pada saat itu nyalanya neraka
Jahanam. Orang-orang mukmin yang
mengerjakan shalat pada ketika itu
akan diharamkan ke atasnya uap api
neraka Jahanam pada hari Kiamat.’
Sabda Rasullullah saw lagi, ‘Manakala
shalat Asar, adalah saat di mana Nabi
Adam a.s. memakan buah khuldi.
Orang-orang mukmin yang
mengerjakan shalat Asar akan
diampunkan dosanya seperti bayi
yang baru lahir.’
Selepas itu Rasullullah saw membaca
ayat yang bermaksud, ‘Jagalah waktu-
waktu shalat terutama sekali shalat
yang pertengahan. Shalat Maghrib itu
adalah saat di mana taubat Nabi
Adam a.s. diterima. Seorang mukmin
yang ikhlas mengerjakan shalat
Maghrib kemudian meminta sesuatu
daripada Allah, maka Allah akan
perkenankan.’
Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat
Isya’ (atamah). Katakan kubur itu
adalah sangat gelap dan begitu juga
pada hari Kiamat, maka seorang
mukmin yang berjalan dalam malam
yang gelap untuk pergi menunaikan
shalat Isyak berjamaah, Allah S.W.T
haramkan dirinya daripada terkena
nyala api neraka dan diberikan
kepadanya cahaya untuk
menyeberangi Titian Sirath.’
Sabda Rasullullah saw seterusnya,
‘Shalat Subuh pula, seseorang
mukmin yang mengerjakan shalat
Subuh selama 40 hari secara
berjamaah, diberikan kepadanya oleh
Allah S.W.T dua kebebasan yaitu:
1. Dibebaskan daripada api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.
Setelah orang Yahudi mendengar
penjelasan daripada Rasullullah saw,
maka mereka berkata, ‘Memang
benarlah apa yang kamu katakan itu
wahai Muhammad (saw). Kini katakan
pula kepada kami semua, kenapakah
Allah S.W.T mewajibkan puasa 30 hari
ke atas umatmu?’
Sabda Rasullullah saw, ‘Ketika Nabi
Adam memakan buah pohon khuldi
yang dilarang, lalu makanan itu
tersangkut dalam perut Nabi Adam
a.s. selama 30 hari. Kemudian Allah
S.W.T mewajibkan ke atas keturunan
Adam a.s. berlapar selama 30 hari.
Sementara diizin makan di waktu
malam itu adalah sebagai kurnia Allah
S.W.T kepada makhluk-Nya.’
Kata orang Yahudi lagi, ‘Wahai
Muhammad, memang benarlah apa
yang kamu katakan itu. Kini terangkan
kepada kami mengenai ganjaran
pahala yang diperolehi daripada
berpuasa itu.’
Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang
hamba yang berpuasa dalam bulan
Ramadhan dengan ikhlas kepada
Allah S.W.T, dia akan diberikan oleh
Allah S.W.T 7 perkara:
1. Akan dicairkan daging haram yang
tumbuh dari badannya (daging yang
tumbuh daripada makanan yang
haram).
2. Rahmat Allah sentiasa dekat
dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
4. Dijauhkan daripada merasa lapar
dan dahaga.
5. Diringankan baginya siksa kubur
(siksa yang amat mengerikan).
6. Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T
pada hari Kiamat untuk menyeberang
Titian Sirath.
7. Allah S.W.T akan memberinya
kemudian di syurga.’
Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang
kamu katakan itu Muhammad.
Katakan kepada kami kelebihanmu di
antara semua para nabi.’
Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang nabi
menggunakan doa mustajabnya
untuk membinasakan umatnya, tetapi
saya tetap menyimpankan doa saya
(untuk saya gunakan memberi syafaat
kepada umat saya di hari kiamat).’
Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang
kamu katakan itu Muhammad. Kini
kami mengakui dengan ucapan
Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka
Rasulullah (kami percaya bahawa
tiada Tuhan melainkan Allah dan
engkau utusan Allah).’
Sedikit peringatan untuk kita semua:
“Dan sesungguhnya akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berilah berita gembira
kepada orang-orang yang
sabar.” (Surah Al-Baqarah: ayat 155)
“Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang
dikerjakannya.” (Surah Al-Baqarah:
ayat 286)
Pengaruh shalat.
Apabila orang Islam telah menegakkan shalat secara sempurna (syarat-rukunnya), khusyuk, dan ikhlas dalam pengamalannya, maka shalat tersebut akan memberikan dampak yang positif terhadap suasana bathin, kejiwaan, atau psikologisnya yang tenteram. Kondisi ini amat mendukung bagi terbentuknya kepribadian (personality) yang utuh, sehat, produktif, atau efektif.
Di antara hikmah yang terkandung dalam shalat apabila dilaksanakan secara sempurna memenuhi syarat-rukunnya adalah:
Pertama, disiplin waktu. Orang yang shalat tepat pada waktunya dapat dilihat dari sikapnya yang efektif menggunakan waktu. Ia tidak membiarkan nikmat yang mahal harganya ini berlalu sia-sia.
Kedua, cinta kebersihan. Shalat tidak sah bila tanpa bersuci. Hikmahnya, orang yang shalatnya khusyuk’ akan cinta dengan hidup yang bersih. Akan selalu berpikir bagaimana lahir batinnya bisa selalu bersih.
Ketiga, niat lurus karena Allah SWT. Seorang yang khusyuk’ shalatnya akan selalu menjaga niat dalam setiap perbuatannya. Ia tidak mau bertindak sebelum yakin niatnya lurus karena Allah. Katakanlah: “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (QS. Al-An’am: 162)
Keempat, Islam cinta keteraturan. Shalat juga memiliki rukun yang tertib urutannya. Hikmahnya adalah shalat mengajarkan agar mukmin senantiasa tertib, teratur dan prosedural dalam hidupnya.
Kelima, tawadhu’. Ketika sujud, kepala dan kaki sama derajatnya, bahkan dalam shalat setiap orang sama derajatnya. Ini bermakna dalam hidup kita harus tawadhu’. Sebab kemuliaan yang hakiki hanya pantas dimiliki Allah SWT.
Muslim tidak akan pernah berbuat zalim pada orang lain
Shalat ditutup dengan salam, yang merupakan sebuah doa agar orang di sekitar kita di beri keselamatan dan keberkahan dari Allah. Ucapan salam inì sekaligus garansi bahwa bahwa seorang muslim akan memberikan dan menyebarkan keselamatan, rahmat dan berkah kepada orang-orang di sekitarnya, sebab shalat menjadi pencegah perbuatan fahsya dan munkar.

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Ankabuut: 45)
Shalat berintikan doa, bahkan itulah arti harfiahnya. Doa adalah keinginan yang dimohonkan kepada Allah SWT. Jika Anda berdoa atau bermohon, Anda harus merasakan kelemahan dan kebutuhan Anda di hadapan siapa yang kepadanya Anda bermohon. Hal ini harus dibuktikan dalam ucapan dan sikap. Orang yang melaksanakan shalat adalah mereka yang butuh kepada Allah serta mendambakan bantuannya. Orang yang memahami hakikat shalat akan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam gerakan-gerakan shalat tersebut menjadi sebuah akhlakul kariimah, akhlak yang baik bagi pribadi dan masyarakat. Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar